Rabu, 26 April 2017

MODEL PENERIMAAN PENGGUNAAN E-LEARNING SEBAGAI MEDIA BELAJAR MAHASISWA DENGAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL

MODEL PENERIMAAN PENGGUNAAN E-LEARNING SEBAGAI MEDIA BELAJAR MAHASISWA DENGAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL
(Studi Kasus : Fakultas Teknik Universitas Sangga Buana Bandung)
Nur Alamsyah (nuralamsyah.bdg@gmail.com)
ABSTRAK
Pada saat ini telah banyak universitas menerapkan e-learning karena berbagai alasan. Hal ini jelas bahwa e-learning berpeluang berkembang di Indonesia. Pada beberapa perguruan tinggi di Indonesia sudah menggunakan fasilitas e-learning ini. Penelitian ini dilakukan di Universitas Sangga Buana Bandung. Pada Universitas Sangga Buana Bandung belum menggunakan fasilitas e-learning secara keseluruhan, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana penerimaan e-learning tersebut. Pada penelitian ini diuji cobakan e-learning pada fakultas teknik Universitas Sangga Buana Bandung dengan menggunakan learning management system (LMS) Moodle. Jurusan yang menjadi objek penelitian ini adalah teknik informatika, sistem informasi, teknik industri dan teknik sipil. Penelitian ini menggunakan model TAM, dimana didalamnya terdapat variabel perceived useful(persepsi kemanfaatan), perceived ease of use(persepsi kemudahan), Behavioral Intention to use (kecenderungan untuk tetap menggunakan), Attitude (sikap) dan Actual Use (Kondisi nyata penggunaan sistem). Pada penelitian ini ditambahkan satu eksternal variabel, yaitu variabel motivasi belajar. Hasil dari penelitian ini terlihat bahwa e-learning sudah diterima dengan cukup baik di kalangan mahasiswa fakultas Universitas Sangga Buana Bandung. Tertera dengan hasil uji hipotesis yang kebanyakan hasilnya signifikan.
Kata kunci : E-learning, TAM, SEM.

I. PENDAHULUAN
Dengan adanya perkembangan teknologi informasi ini mengakibatkan dapat membawa dampak yang besar bagi pola hubungan antar individu, antar komunitas, bahkan antar negara atau bangsa. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi ini telah mengubah pemikiran baru di masyarakat, peran ilmu pengetahuan sangat menonjol, di mana menuntut sumber daya manusia harus memiliki kemampuan dan keterampilan yang tinggi dan dapat mengikuti perkembangan teknologi dan informasi. Sehingga tidak terjadi
2
ketimpangan antara perkembangan ilmu pengetahuan yang didukung perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dengan kemampuan sumber daya manusia yang ada. Dengan demikian, semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi dapat dimanfaatkan untuk sebuah konsep belajar mengajar yang berbasiskan teknologi, khususnya teknologi internet. Konsep ini yang dikenal dengan istilah e-learning.
Konsep ini dapat membawa perubahan sistem pendidikan konvensional menjadi bentuk digital. Pada saat ini konsep e-learning sudah bayak digunakan di beberapa institusi pendidikan, baik di dalam maupun diluar negeri. Konsep dari e-learning ini adalah sebenarnya sama saja dengan konsep konvensional, akan tetapi yang membedakannya adalah antara siswa dengan guru tidak perlu bertemu, guru memberikan bahan ajarnya melalui internet, lalu siswa mendapatkan bahan ajarnya juga melalui internet, sehingga ini dapat membuat lebih efisien baik dari waktu, tenaga maupun biaya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Theory of Reasoned Action (TRA)
Theory of Reasoned Action dicetuskan oleh Fishbein dan Ajzen (1975). Dalam model TRA, dikemukakan bahwa kinerja individu dari perilaku yang telah ditetapkan akan ditentukan oleh maksud dari tindakan yang akan dilakukan dan tujuan perilaku secara bersama-sama ditentukan oleh sikap individu dan norma norma subjektif (Ardi Hamzah, 2009). Ajzen dan Fishbein (1980) mengembangkan TRA untuk menghubungkan keyakinan ke niat dan terus ke perilaku. Penelitian Ajzen dan Fishbein telah menjadi dasar pemahaman terhadap hubungan antara sikap (attitude) dan perilaku (behaviour) yang sebelumnya masih dipandang bersifat kontroversial. Attitude bersifat tidak terlihat karena berhubungan dengan rasa, sedangkan behavior bersifat terlihat atau nyata karena berhungan debngan tindakan. Selanjutnya, dalam perkembangannya ditemukan bahwa prediksi perilaku tersebut dapat jauh lebih akurat apabila ukuran sikap bersifat statistik, bukan umum (Basu Swastha Dharmmesta, 1998).
Definisi Theory of Planned Behavior (TPB)
Theory of Planned Behavior (TPB) pertama kali dicetuskan oleh Icek Ajzen (1985). TPB ini merupakan penyempurnaan dari Theory of Reasoned Action (TRA). Sejak pertama kali diperkenalkan, TPB berhasil diaplikasikan dalam berbagai konteks. Model TPB merupakan perilaku yang direncanakan atau diprogram dalam pemanfaatan dan pengggunaan teknologi sistem informasi.Inti dari TPB adalah adanya unsur kontrol perilaku yang dirasakan dapat mempengaruhi perilaku sebagai faktor tambahan yang
3
mempengaruhi minat untuk menggunakannya (Ardi Hamzah,2009). Berdasarkan model TPB yang dikemukakan oleh Ajzen(1991) mengemukakan bahwa perilaku individu dipengaruhi oleh niat individu itu (behavioral intention) terhadap perilaku tertentu. Sedangkan niat untuk berperilaku tersebut dipengaruhi oleh variabel sikap (attitude), norma subjektif (subjective norm), dan kontrol perilaku yang dipersepsikan (perceived behavioral control).

Modul Perkuliahan Perancangan Web Dan Dasar Multimedia AMIK HASS Bandung

Silahkan download modul Mata Kuliah Dasar Multimedia Disini :
https://drive.google.com/open?id=0B6WGrAOQuyGqV2h0LTdhNVdZdFU

Silahkan download modul Mata Kuliah Perancangan Web Disini :
https://drive.google.com/open?id=0B6WGrAOQuyGqdkFhdVAyWHZEOVE

Aplikasi Favorit Saya Di Google For Education

  Google For Education Apps. Berikut Aplikasi Faovarit Saya di Google For Education