Minggu, 07 Desember 2014

Pendidikan di Indonesia, whether it is on the right track?

Kita tahu bersama, jenjang pendidikan di Indonesia dimulai dari Taman Kanak -Kanak (TK), kemudian dilanjutkan ke Sekolah Menengah Pertaman (SMP), Sekolah Menegah Atas (SMA) dan tingkat lanjut yaitu perguruan tinggi. Walaupun kalau kita perhatikan di masa moderen ini ada janjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Penulis hanya ingin menekankan kata "Mind Set", itulah yang akan coba dibahas bagi tulisan saya ini. Kita masih ingat, bagaimana kita sekolah mulai dari TK, dan Seterusnya sampai PT, banyak dari kita yang menjalankannya hanya karena "Perintah", karena kalau tidak sekolah, akan "malu" dengan teman - temannya. Bukankah esensi dari pendidikan itu adalah bagaimana dari yang tidak tahu, menjadi tahu dan dapat meng-aplikasikannya di dunia nyata? 

Ok, coba akan kita bahas. Beberapa kelemahan pendidikan kita adalah :

1. Metode
Pendidikan dengan menggunakan metode "Listening and Asking" adalah merupakan metode standar dari sebuah pendidikan, dimana pun. Akan tetapi harus ada modifikasi dari metode ini agar para siswa dapat memahami dan dapat mengaplikasikan di kehidupan nyata, contohnya adalah dengan membawa siswa ke luar kelas, berikan contoh aplikasi dari teori yang diajarkan atau bahkan bukan saja listening, akan tetapi siswa itu sendiri yang dapat mencari bahan ajarnya, kemudian nanti akan dibahas bersama gurunya dikelas. Karena kalau bahan ajarnya selalu dari guru, akan monoton, bisa jadi hanya itu - itu saja.

2. Kurikulum
Kurikulum ini menurut penulis dapat sangat diperdebatkan, karena para penyusun kurikulum terdiri dari orang - orang yang bisa saja berbeda latar belakang pendidikannya. Tapi intinya adalah penulis mencoba meng-kritisi kurikulum baik yang sebelumnya maupun kurikulum 2013. Kurikulum yang ada di kita sebaiknya bersifat dinamis, artinya bisa jadi kurikulum di satu daerah berbeda dengan daerah lainnya. Bukan berarti ingin membeda-bedakan, akan tetapi berdasarkan dari kearifan budaya lokal setempat.

3. Kebijakan (reglasi)
Kebijakan pendidikan menurut penulis sebaiknya bersifat otonom, artinya kebijakan tertinggi diambil oleh gubernur dari prov sekolahnya. Dengan maksud agar kebijakan pendididkan di suatu daerah akan bisa diterapkan 100 % oleh sekolah tersebut karena di suatu daerah bisa jadi berbeda dari daerah lainnya. ( infra-struktur, geografis, dll)

Apa yang menjadi idealisme kita semua bisa terwujud tentunya juga harus diimbangi dengan kesejahteraan yang didapatkan oleh guru maupun dosen. Regulator kita harus bisa membuat regulasi yang berguna untuk mengamankan kepentingan diatas. 

Demikian Pendidikan Di Indonedia dari sudut pandang penulis.

Terma Kasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aplikasi Favorit Saya Di Google For Education

  Google For Education Apps. Berikut Aplikasi Faovarit Saya di Google For Education